Bab II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Pengelompokan Isim Berdasarkan Jumlahnya
Berdasarkan jumlah atau kuantitasnya, isim (kata benda) di bagi
menjadi tiga: mufrad, mutsanna, dan jamak.
A. Mufrad (المُفْرَدُ)
Mufrad adalah isim (kata benda) yang menunjukkan satu (tunggal).
Artinya memiliki satu muatan saja, sepertiمُحَمَّدٌ
,رَجُلٌ ,قَلَم dn lain
sebagainya. Sebagian ahli gramatika arab mengatakan definisi isim mufrad adalah
isim yang bukan mutsanna, jamak,atau mulhaq kepada mutsanna atau jamak, bukan
pula isim-isim yang lima (al asma’ alkhomsah). Isim-isim yang lima itu adalah:فو,حم,
أخ, أب ,ذو. Isim-isim ini memang berarti satu, tetapi tanda-tanda I’rabnya
tidak seperti-isim mufrad. Isim-isim ini ketika rafa’memakai waw (و) pada akhirnya, ketika nasb memakai alif (ا) ketika
jar memakai ya (ي), dengan syarat keadaan isim-isim yang lima
ini dimufradkan, diidhofahkan, (disandarkan kepada isim lainya) dan mukabbar.
Sedangkan mufrad rafa’nya memakai dhomah, nasabnya memakai fathah dan jarnya
memakai kasroh.
Jadi, isim mufrad adalah isim yang menunjukkan dan memiliki muatan
satuyang bukan isim-isim yang di kecualikan di atas.
Contoh:
كِتَابٌ (sebuah buku)
قَلَمٌ (sebuah pena)
رَجُل (seorang laki-laki)
كرةٌ (sebuah bola)
قِطٌّ (sekor kucing)
كُوْبٌ (sebuah gelas)
مَسْجِدٌ (sebuah masjid)
قِرْطَاس (selembar kertas)
B.
Mutsanna
(المثني)
Mutsanna (tatsniah)
adalah isim yang memuat dua (benda/orang) dengan kesesuaian (kesamaan)
lafadznya dan maknanya, dengan menambah alif dan nun atau ya dan nun pada akhirnya.
Dan tambahan tersebut memang pantas dihilangkan (di tiadakan).
Dari devinisi tersebut diatas, dapatlah diuraikan keadaan mustanna
sebagai berikut:
1.
Dua
hal (baik orang/benda) yang dimuat oleh mutsanna haruslah sesuai lafadz dan
maknanya.
Contoh yang sesuai:
رَجُل diubah menjadi رَجُلَانِ
قَلَمٌ
diubah menjadi قَلَمَان
كِتَابٌ
diubah menjadi
كِتَابَان
Contoh yang tidak sesuai lafadznya:
قَلَم danكتَاب diubah
menjadi كِتَابَان atau
قَلَمَان
Contoh yang tidak sesuai maknanya
أَسَد (dengan makna hakiki: singa dan makna majazi
lelaki: pemberani) diubah menjadi أَسَدَانِ.
2.
Tambahan
alif-nun atau ya-nun (yang menjadi tanda mutsanna) memang pantas dihilangkan.
Maka jika tambahan tersebut tidak layak dihilangkan, tidak dinamakan isim
mutsanna (tatsniah), tetapi disebut mulhaq (yang dianggap sama) dengan isim
mutsanna. Contohnya:
اِثْنَتَانِ/اِثْنَيْنِ
tidak boleh dibuang tambahannya menjadi اثْنٌ
C.
Jama’
(الجمع).
Jamak
adalah isim yang memuat (benda atau orang) tiga atau lebih dengan tambahan pada
akhirannya seperti: كَاتِبُوْنَ, كَاتِبَاتُ,
سَالِمِيْنَ, مُسْلِمُوْنَ dan lain
sebagainnya atau bangunan kata (aslinya) mengalami perubahan, seperti: كُتُبٌ, رِجَالٌ, اَقْلَامٌ dan lain sebagainya.
Jamak di bagi
menjadi dua yaitu: Jamak taksir ( جمع تكسير) dan jamak salim
1.
Jamak
taksir ( جمع
تكسير )
Jamak taksir
adalah kata isim yang memuat lebih dari dua (orang atau benda) dan bentuk
mufradnya berubah tidak beraturan sebagaimana yang lazimnya (baku) ketika
dijamakkan.
Contohnya:
كِتَابٌ
menjadi كُتُبٌ
عَالِم menjadi عُلَمَاء
اَنْبِيَاء menjadi نبي
قَلَم
menjadi اَقْلَام
Perubahannya adakalanya menambahi huruf, seperti اَقْلَامٌ (jamak dari kata قَلَمٌ), قُلُوْبٌ (jamak dari kata قَلْبٌ), مَصَابِيْحُ (jamak dari kata مِصْبَاحٌ).
Ada kalanya mengurangi huruf, seperti تُخْمٌ
(jaak dari kata تُخْمَةٌ ), رُسُلٌ (jamak dari kata رَسُوْلٌ) dan adakalanya merubah harakat, seperti: اُسُدٌ (jamak dari kata
اَسَدٌ )
2.
Jamak
salim ( جمع
سالم)
Jamak salim adalah kata (jamak) yang bentuk mufradnya selamat
ketika dijamakkan, hanya saja ada huruf tambahan pada akhirnya. Kata
سَالِمٌ (bentuk mufrad) dibuat jamak salim menjadi سَالِمُوْنَ hanya menambahi dua huruf pada akhirnya,
sementara bentuk atau bangunan mufradnya tetap/masih utuh.
Jamak salim di bagi menjadi dua yaitu : jamak mudzakar salim dan
jamak muannats salim.
1.
Jamak
mudzakkar salim
jama’mudzakkar
salim adalah kata jamak dengan tambahan wawu-nun (ketika rafa) seperti: قَدْ
اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ. Atau ya-nun ( ketika nasab dan jar), seperti: اَكْرَمَالمُدَرِّسِيْنَ,
اِذْهَبْ اِلَي الطَالِبِيْنَ
adapun kata-kata yang dijamakkan dengan jamak mudzakkar salim
adalah:
-
Isim
alam (kata benda ) untuk mudzakkar áqil (mudzakkar yang berakal) dengan syarat:
sepi dari ta’ta’nits dan bukan bentuk tarkib.
Contoh : مُسْلِمُ menjadi مُسْلِمُوْن
-
Sifat
untuk mudzakkar áqil dengan syarat : sepi dari ta’marbutoh (ة) tetapi memang layak
dimasuki ta’ atau menunjukkan makna tafdhil.
Seperti: كَاتِبٌ menjadi كَاتِبُوْنَ
Dua syarat diatas memberi penjelasan
bahwa:
-
Kata
nama untuk mudzakkar áqil tetapi meyandang ta’marbutoh diakhirnya seperti:
حمزة (nama seorang laki-laki), atau berupa isim
murakkab, seperti سيبويه )dari
سيب dan ويه), atau sepi dari ta’ta’nits tetapi umtuk nama
wanita, seperti زينب maka tidak boleh dijamakkan dengan jamak
mudzakkar salim.
-
Sifat
untuk mudzakkar áqil yang sepi rdari ta’nits tetapi tidak layak menerimanya
(ta’nits), seperti tidak boleh
dijamakkan dengan jamak mudzakkar salim.
-
Tafdhil
maksudnya isim tafdhil. Ia berwazan tetapi yang muánnatsnya bukan .
Seperti: menjadi maka tidak boleh. Begitu juga wazan dan seperti
atau atau kata yang bisa digunakan untuk mudzakkar dan muannats. Seperti: (yang
terluka).
-
Yang
dimaksud dengan kata yang sepi dari ta’nits seperti: . dua contoh tersebut muannatsnya
karena bisa menerima ta’.
2.
Jamak
muánnats salim
Jamak
muánnats salim kata jamak dengan tambahan alif dan ta’pada akhirnya. Seperti: مَدْرَسَاتُ,
صَا لِحَاتُ, هِنْدَاتُ dll.
Katb yang dijamakkan dengan jamak
muánnats salim antara lain:
-
Isim
álam (kata nama) untuk muánnats, seperti: هِدَايَةٌ,
مَائِدَةٌ, فَاطِمَةٌ, مَرْيَمُ (semua nama untuk wanita), maka menjadi هِدَايَاتُ,
مَائِدَاتُ, فَاطِمَاتُ, مَرْيَمَاتُ dst.
-
Kata
benda (isim) yang diakhiri dengan ta’ta’nits, seperti: شَجَرَةٌ(pohon), ثَمْرَةٌ(buah), حَمْزَةٌ(nama lelaki), dan sebagainya. Ada beberapa
kata yang diakhiri ta’ta’nits tetapi tidak boleh dibuat jamak muánnats salim,
antara lain: مِلَةٌ,
شِفَهٌ, اُمَةٌ, شَاةٌ, اِمْرَاَةٌ jamaknya
شفاه, اُمَمٌ,اِمَاءٌ, شِيَاهٌ/غَنَمٌ, نِسَاءٌdan مِلَلٌ.
-
Sifat
untuk muánnats yang diakhiri ta, seperti: مُرْضِعضةٌ(yang menyusui), صَالِحَةٌ(yang solehah), dsb. Atau muánnats dari isim
tafdhil, seperti: فُضْلَي(wanita yang utama). Jadi, walaupu sifat untuk
muánnats tetapi tidak diakhiri ta’seperti: حَائِضٌ(wanita yang haid), حَامِلٌ atau yang bisa dipskai
untuk muánnats dan mudzakkar, seperti: جَرِيْحٌ,
صَبُورٌ.
-
Sifat
mudzakkar yang tidak berakal, seperti: جبل
شاهق(gunung
yang tinggi), kata جبل hukumnya mudzakkar, jika dijamakkan
maka hukumnya menjadi muánnats. Maka kata menyifati جَبَلٌ juga enjadi muánnats, jadilah:
جَبَالٌ شَاحِقَاتُ(gunug-gunung yang tinggi)
-
Masdar
yang terdiri lebih dari tiga huruf, yang bukan untuk penuat maksud kata
kerjanya (fiílnya). Seperti: تَرْبِيَاتُ, تَعْرِيْفَاتُ, اِكْرَمَاتُdst. Sebab ada masdar yang digunakan sebagai penguat kata kerjanya,
seperti: اَكْرَمَ زَيْدٌ اِكْرَامًا (zad memulyakannya dengan benar-benar
memulyakanya)
-
Isim
mushaghor(مصغر) mudzakkar untuk benda yang tidak berakal,
seperti: dst قُلَيْمَاتُ,
كُتَيِبَاتُ دُرَيْهِمَاتُ.
-
Isim
yang diakhiri dengan alif ta’nits mamdudah, sperti: خَضْرَاء (sayuran) menjadi حَضْرَاوَاتُ, صَحْرَاءُ (gurun) صَحْرَوَاتmenjadi, عَذْرَاء (perawan) menjadi عذرَوَات dst.
-
Isim
yang diakhiri dengan alif ta’nits maqshuroh, seperti:
ذِكْرَي(peringatan) menjadi فُضْلَي,
ذِكْرَيَاتُ (yang lebih utama) menjadi فُضْلَيَاتُ , حُبْلَي(yang hamil) menjadi حُبْلَيَاتُdst. Dikecualikan itu yang berwazan فُعْلَي(muánnats dari فُعْلَانُ ), maka tidak boleh djamak muánnats salim.
-
Nama
untuk suatu yang tidak berkal (ghoiru áqil) yang didahului oleh kata اِبْنُatau ذُوْ/ذِيْseperti:
اِبْنُ اَوَي (serigla/anjing hutan) menjadi ذُوْالقَعْدَةِ,
بَنَاتَ اَوَي (bulan
dzulqo’dah) menjadi ذَوَاتُ القَعْدَةِ
-
Isim
ajam (yakni kata yang bukan dari bahasa arab) jamaknya denag jamak muánnats
salim seperti: تِلِغْرَافُ(telegraph) menjadi تِلِغْرَفَاتُ (telephon) تِلْفُوْن menjadi بَرْنَامَجُ, تِلْفُوْنَاتُ(jadwal) berasal dari bahasa persia,رُزْنَامَةٌ (kalender) berasal dari
bahasa persia.
Jika ada isim atau sifat yang tidak sesuai dengan ketentuan diatas
maka tidak boleh dijamakkan muánnats salim, kecuali didengar langsunga dari
orang arab (simaí) seperti: اَهْلٌ, سِجْلٌ,
اُمٌ, اَرْضٌ, سَمَاءٌ jamaknya: اَهْلَاتُ, سِجْلَاتُ,
اُمَهَاتُ, اَرْضَاتُ, سَمَاوَاتُdst.
Kemudian kata yang mulhaq kepada jamak muánnats salim adalsh اوْلَات(bermakna : صَاحِبَاتُpara wanita yang memiliki)dan nama (sesuatu) yang memang bentuknya seperti jamak muánnats
salim, seperti: عَرَفَاتُ(tempat wukuf) dan اَذْرَعَات (sebuah kota dinegara syam).
Contoh-contoh isim mufrad dalam kalimat :
تعب العامل pekerja itu kecapekan
حضرالمهندس telah hadir seorang dosen
نَادَيْتُ البَائِعَ saya memanggil seorang pedagang
فَتَحْتُ البَابَ saya membuka sebuah jendela
قَرَأْتُ الكِتَابَ saya membaca sebuah buku
رَأَيْتُ النَجْمَ saya melihat sebuah bintang
حَضَرَ الرَجُلُ telah datang seorang laki-laki
كَتَبْتُ الرَساَلَةَ saya telah menulis sebuah surat
ذَهَبْتُ اِلَي المَسْجِدِ saya pergi kemasjid
كَتَبَ عَلِيٌ الدَرْسَ ali menulis pelajaran
جَلَسَ الوَلَدُ seorang anak laki-laki duduk
Contoh-contoh mutsanna dalam kalimat:
كِتَابَانِ عَلِيٍ dua buku ali
دَرْسَانِ اللُغَةِ dua pelajaran bahasa
الرَجُلَانِ قَوِيَانِ dua orang laki-laki yang kuat
المَسْجِدَانِ المُسْلِم dua masjid muslim
بَابَانِ البيَتِ dua pintu rumah
المُحَاضِرَانِ يُعَلِمَانِ dua dosen mengajar
العَامِلَانِ يُعَلِمَانِ dua orang pekerja sedang bekerja
القِطَانِ اَمَامَ البَيْتِ dua ekor kucing didepan rumah
قَلَمَانِ الاُسْتَاذِ dua buah pena ustadz
مَكْتَبَانِ الفَصْلِ dua buah meja kelas
الصِبْيَانِ يَلْعَبَانِ dua balita bermain
الوَالِدَانِ فِي البَيْتِ dua orang tua dirumah
Contoh-contoh jamak taksir dalam kalimat:
لِلْاُسْتَاذِ ثَلَاثَةُ اَقْلَامٍ seorang
ustadz mempunyai tiga buah pena
لِي خَمْسَةُ كُتُبٍ saya mempunyai lima buku
رُسُلُ اللهِ utusan-utusan Allah
مَسَاجِدُ المُسْلِمِ masjid-masjid muslim
مَدَارِسَ الاِسْلَامِيَةِ sekolah-sekolah islam
دُرُوْسُ اللُغَةِ pelajaran-pelajaran bahasa
اَبْوَابُ البَيْتِ pintu-pintu rumah
قِرَاطِسُ الكِتَابِ kertas-kertas buku
رَأَيْتُ النُجُوْمَ saya melihat bintang-bintang
مَكَاتِبَ الفَصْلِ meja-meja kelas
Contoh-contoh jamak muzdakkar salim dalam kalimat:
الطَالِبُوْنَ يَقْرَأُ القُرْاَنَ para
pelajar membaca alqurán
المُسْلِمَوْنَ يُصَلُوْنَ para muslim sedang shalat
الكَاتِبُوْنَ يَكْتُبُوْنَ para penulis sedang menukis
نَادَيْتَالبَائِعِيْنَ saya memanggil ara pedagang
حَضَرَالمُهَنْدِسُوءنَ telah hadir para profesor
حَضَرَالحَاضِرُوْنَ telah hadir para audien
Contoh-contoh jamak muánnats salim dalam kalimat:
اَثْنَيْتُ عَلَي المُهَنْدِسَاتُ saya
memuji para profesor
صَلَتْ المُسْلِمَاتُ telah shalat para muslimat
تَعَلَمَتْ الطَالِبَاتُ telah belajar para mahasiswi
دَعَوْتُ المًؤمِنَاتُ saya memanggil para mukminat
حَضرَتْ الفَاطِمَاتُ telah hadir para fatimah
جَلَسْتُ تَحْتَ الشَجَرَاتِ saya
duduk dibawah pepohonan
Bab III
Kesimpulan
Jadi dalam
pengelompokkan isim yang berdasarkan jumlahnya dibagi kedalam tiga bagian yaitu
mufrad, mutsanna dan jamak.
Mufrad adalah isim
(kata benda) yang menunjukkan satu (tunggal). Artinya memiliki satu muatan
saja.
Mutsanna
(tatsniah) adalah isim yang memuat dua (benda/orang) dengan kesesuaian
(kesamaan) lafadznya dan maknanya, dengan menambah alif dan nun atau ya dan nun
pada akhirnya.
Jamak adalah isim yang memuat (benda atau orang)
tiga atau lebih dengan tambahan pada akhirannya.
Jamak di bagi
menjadi dua, jamak taksir dan jamak salim. Sedangkan jamak salim dibagi menjadi
dua lagi yaitu jamak mudzakkar salim dan jamak muánnats salim.
Daftar Pustaka
Nu’mah fuad, 2010, kaedah bahasa arab praktis, medan
Darussalam Publishing.
Ali Musthofa, 2005, nahwu wadih, Ponorogo Darussalam
Press.
Abu Sahro, 2003, kitab aishar mudah memahami bahasa arab dasar,
Klaten, Wafa Press.
Anas Idhoh, 2009, Ilmu shorof lengkap, Pekalongan, Al-Asri.
Salimuddin,
Tata Bahasa Arab Untuk Mempelajari Alqur’an, Sinar Baru Algensindo.
Slot Machine Online | Dr.McCDiscord Casino
BalasHapusSlot Machine Online | Dr.McCDiscord 순천 출장샵 Casino. 광명 출장안마 Dr.McCDiscord 포천 출장마사지 Casino has 광주 출장샵 over 7000 slot games and has over 5000 태백 출장안마 video poker machines, including video